Sunday, April 8, 2012

Bisakah Mimpi Jadi Kenyataan ?



(ini semua hanya pendapat saya, bukan semata mutlak kebenaran)


Banyak asumsi-asumsi yang berkembang mengenai mimpi dan definisinya. Namun secara umun banyak yang menganggap mimpi hanyalah sketsa atau peristiwa yang terjadi di luar kesadaran, dimana mimpi terjadi tanpa dikehendaki. 
Banyak faktor yang mempengaruhi mimpi, dan lagi-lagi ini hanya asumsi. Ada yang berpendapat bahwa mimpi berasal dari perasaan yang terpengaruh oleh lingkungan. Ia muncul ketika otak tidak ditekan atau dikendalikan oleh kesadaran diri. Oleh karnanya mimpi kadangkala tak jelas makna dan alurnya. Bahkan tak jarang sebuah mimpi alur cerita dan tempatnya berganti dari satu ke yang lain tanpa ada hubungan sebelumnya. ia berpindah begitu saja secara mendadak.
Menurut saya, itu semua dikarnakan mimpi yang secara persepsi saya adalah fikiran-fikiran yang keluar disaat otak tidak dalam pengendalian diri atau dalam kata lain kesadaran. Maka sering pula kita dapati / alami, ketika kita bangun tidur, kita kesulitan mengingat mimpi secara utuh atau bahkan lupa. kita cendrung lupa dikarnakan otak yang sudah terkendali lagi dan ditekan kesadaran diri yang tak memungkinkan untuk mereka mimpi lagi. Mungkin juga karna otak sudah terpenuhi oleh memori dari kesadaran itu sendiri, seperti beban fikiran yang masih belum terselesaikan dalam hidup, atau yang lainnya. sehingga tak memungkinkan untuk membuka mimpi yang tak dialami otak yang dalam kesadaran diri.

Lalu muncul pertanyaan, apakah mimpi bisa jadi kenyataan?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, kita harus membedakan mimpi dan impian. Terkadang ada yang keliru dengan menganggap keduanya sama.

Impian

Impian adalah bayangan dari sekumpulan harapan ataupun tunggal yang tidak memiliki bentuk visual atau gambaran terperinci di luar khayalan. Impian bersifat pribadi, atau lebih tepatnya keinginan yang muncul dari diri sendiri.
Contoh ; impian menjadi sukses, impian menjadi seorang dokter, impian menjadi orang kaya.

Impian biasanya terbangun atas dasar keinginan yang dikarnakan faktor keluarga, orang lain, lingkungan ataupun kepribadian diri sendiri. dan berlangsung dalam jangka waktu panjang dalam fikiran. Impian bisa saja menjadi kenyataan, apabila perbuatan, tindakan, ataupun usaha dalam kesehariannya seseorang memang menjurus atau mendukung pada impian itu sendiri.
Kemungkinan impian terwujud memiliki persentase yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Tapi ketimbang mimpi, impian lebih mudah terwujud. Karna impian adalah kita yang menghendaki adanya. Walaupun pada akhirnya tetap Allah yang menentukannya.

Mimpi


Mimpi sudah dijelaskan sebelumnya. Ia buah fikiran yang lepas dari kendali kesadaran yang tervisualkan di dalam tidur, yang disebabkan oleh tidak tertekannya otak yang masih aktif ketika tidur oleh pengendalian diri atau kesadaran.
Mimpi bersifat terperinci atau jelas dalam pemvisualannya. Memiliki rupa, bentuk, ataupun yang lainnya secara detail.
Contoh ; mimpi bertemu kawan lama, atau bermain dengan orang dekat.

Dalam mimpi itu kita memiliki gambaran jelas tentang wajah dan rupa orang yang ada di sana. karna pada kenyataannya kita memang kenal. Tapi tak jarang juga kita mimpi bertemu seseorang yang belum kita kenal sebelumnya. namun anehnya dalam mimpi itu biasanya kita seolah sudah kenal dan akrab dengannya. bahkan melihat jelas raut dan rupa orang itu. seperti mimpi bertemu seorang pangeran tampan, atau putri cantik, dan lain sebagainya. Dan kebanyakan, pada saat sadar kita sudah lupa lagi dengan rupa dan raut orang itu. Begitu juga dengan mimpi di suatu tempat yang belum kita kenal sebelumnya. kita akan lupa seketika ketika sadar. walaupun ketika mimpi kita tak mempermasalahkan keasingan tempat itu.
Fenomena demikian kemungkinan terjadi karna kita memiliki fikiran-fikiran yang sifatnya belum jelas atau tidak pernah kita ketahui, lebih tepatnya bersifat pertanyaan. Sehingga pada saat kita tertidur dan ternyata otak masih aktif tanpa dikendalikan kesadaran diri, fikiran fikiran yang bersifat pertanyaan atau belum jelas itu, yang ketika sadar ditekan tak keluar oleh pengendalian diri namun ketika tidur fikiran-fikiran itu mengalami kebebasan keluar dari otak yang masih aktif  namun tidak mengalami tekanan dari kesadaran diri.

Kemungkinan mimpi menjadi nyata sangatlah kecil, bahkan tergolong sulit. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa mimpi adalah suatu gambaran keadaan disuatu masa yang akan datang. Dan ada pula yang mengaitkan mimpi dengan hal gaib ataupun suatu ramalan yang bersifat pemaknaan dari suatu kejadian. Sehingga bagi mereka yang percaya, meyakini bahwa mimpi bisa saja jadi kenyataan.

Tak seperti Impian, mimpi tidak memiliki dasar yang kuat untuk bisa jadi kenyataan. Mimpi juga tidak dapat kita persepsikan sedemikian rupa dalam kenyataan.
Namun saya percaya bahwa tak ada yang mustahil di dunia ini, Jika Allah punya urusan.
Lagi pula, menurut saya 'kemustahilan hanyalah pendeskripsian yang manusia buat untuk keterbatasan logika dan kemampuannya.'
Syarif H
Jakarta, 08 april 2012

No comments:

Post a Comment

Roman Cinta dan Sepi II

  Chapter II Ia Muncul Lagi   Di sebuah peron yang sepi, lelaki itu, yang tak kuketahui namanya itu, duduk menatap langit tanpa kata-k...