Wednesday, April 2, 2014

Puisi : Pesta Demokrasi, Negeriku

March 26, 2014 at 1:18am

Dibatas malam, diantara kegelisahan yang menggugus
tentang tanah-tanah yang kian tandus
tentang perut-perut lapar yang tak terurus
dan tentang bocah-bocah yang bertumbuh dengan kurus
karena para pemerintah yang rakus
yang hanya memikirkan diri, kelompok dan golongannya sendiri untuk fulus

Gemuruh pesta demokrasi kian menggema tak terhindari
badut-badut yang menjual diri,
para penipu berdasi yang berorasi
janji-janji yang basi,
dan tangan busuk para pemain konspirasi
semua seperti sampah yang tersaji

Caleg-caleg dan capres boneka dari Kepentingan-kepentingan pribadi dimunculkan
keserakahan diselundupkan dalam slogan-slogan bualan
kampanye jadi ajang pamer uang dan wajah-wajah murahan
dan nantinya, praktek-praktek kolusi jadi serupa bayaran

Dibatas malam, diantara gugusan gelisah yang kubiarkan melajang
kulihat seorang anak dua tahun digendong neneknya yang penyayang,
menyaksikan kedua orang tuanya berangkat kerja menembus malam yang jalang
sampai keduanya hilang tenggelam dilalap tikungan ujung jalan yang remang
menyampaikan padaku sebuah romansa kehidupan yang kan berpulang
tentang melepas dan menanti,
berjanji, kembali dan menepati

Dan aku lupa dengan acara demokrasi yang penuh manipulasi serta intrik,
kepentingan-kepentingan licik pihak asing yang kian mencekik

Angin berhembus melalui lembah-lembah demokrasi
namun yang terjadi?
bukan pendewasaan yang tumbuh dan terlihat,
melainkan dinasti-dinasti diktator yang egois dan bangsat

Jakarta, 26 Maret 2014
Syarif H

No comments:

Post a Comment

Roman Cinta dan Sepi II

  Chapter II Ia Muncul Lagi   Di sebuah peron yang sepi, lelaki itu, yang tak kuketahui namanya itu, duduk menatap langit tanpa kata-k...