Monday, April 14, 2014

Pemikiran Ekonomi Yunani Kuno



     Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Akan tetapi, bukti-bukti konkret paling awal yang bisa ditelusuri kebelakang hanya hingga masa Yunani kuno. seperti yang sudah diketahui, kata "ekonomi" sendiri berasal dari penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan  nomos, yang berarti "pengaturan atau pengolahan rumah tangga". Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani.
     Pada masa Yunani kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdaganga. bukti tentang itu dapat dilihat dari buku Respublika yang ditulis oleh Plato (427-347 SM)sekitar 400 tahun sebelum masehi. Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, pemikirannya tentang praktik ekonomi banyak dipelajari orang. namun sayangnya pembahasan masalah-masalah ekonomi tesebut tidak dilakukan secara khusus, tetapi sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakatsempurna, atau sebuah utopia.
     Pada masa Yunani kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat moral. Pemikiran tentang ekonmomi pada waktu itu sering dikaitkan denga rasa keadilan, kelayakan atau kepatutan yang perludiperhatikan dalam rangka penciptaan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata.
     Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam sebuah negara ideal, demikian kata Plato,kemajuan bergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat. Orang mempunyai sifat-sifat dan kecendrungan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. dengan sendirinya pun bidang pekerjaan yang diminati setiap orang juga akan berbeda-beda.
     Pandangan diatas, jika diperhatikan, mirip dengan pandangan Adam Smirt. Pada kenyataannya, ide teori division of labor Smirt memang berasal dari pandangan Plato. Perbedaannya, kalau division of labor oleh Smirt dimaksud untuk memacu pertumbuhan output dan pembangunan ekonomi, oleh Plato dimaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan.
     Lebih lanjut, Plato menjelaskan bahwa ada tiga jenis pekerjaan yang dilakukan oleh jenis manusia yang berbeda-beda pula, yaitu pekerjaan sebagai pengatur atau penguasa, tentara dan para pekerja. Bagi Plato semua manusia bersaudara. Akan tetapi, Tuhan telah mengatur sedemikian rupa, sehingga ada orang yang cocok sebagai pengatur (yaitu ahli-ahli filsafat), sebagai tentara, dam sebagian lagi sebagai petani, pekerja, dan pedagang. Dari ketiga jenis pekerjaan tersebut, bagi Plato hanya golongan terendah, yaitu kaum pekerja, yang boleh untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta. Sementara itu, pengusaha dan tentara seyogyanya tidak bekerja demi harta, dan dengan sendirinya mereka tidak diperkenankan memiliki harta benda. Hal itu disebabkan hanya dengan cara seperti itulah mereka dapat betul-betul mengabdikan diri pada negara.
     Plato dapat dikatakan sebagai orang pertama yang sangat mengecam kekayaan dan kemewahan. Agar setiap orang bisa hidup sejahtera secara merata, manusia perlu dan berkewajiban mengendalikan nafsu keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi kewajaran. Menurut Plato, jika nafsu dan keserakahan ini tidak bisa dikendalikan, sebagian orang (yang cerdik, pintar, dan berkuasa) akan hidup bermewahan. Sementara itu, yang lain akan hidup dalam kesengsaraan dan kehinaan. kekhawatiran Plato ini bukan tidak berdasar, sebab pada masa Yunani kuno memang perekonomian dan politik dikuasai oleh kaum bangsawan (disebut juga kaum aristokrat) walaupun jumlah kaum bangsawan tersebut sedikit, berkat kepintaran dan kelihaian, mereka dapat menguasai dan mengeksploitasi para budak (yaitu kaum ploletar) yang jumlahnya banyak.
     Teori Plato yang dianggap masih relevan dengan keadaan sekarang adalah pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan bahwa selainsebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk menimbun kekayaan. Sesuai dengan keadaan waktu itu, Plato menganggap uang bersifat mandul, tidak dapat, sekaligus tidak layak untuk dikembangkan dan diperdagangkan (melalui bunga). pandangan Plato tersebut mungkin bisa dibenarkan mengingat pada masanya belum ada pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan besar.
     Plato mempunyai beberapa orang murid. Salah seorang yang paling terkenal adalah Aristoteles (348-322 SM). Pemikkiran Aristoteles tentang ekonomi jauh lebih maju dari gurunya, Plato. Aristoteles dapat dikatakan sebagai orang pertama yang melihat bahwa ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus dipisahkan dengan bidang-bidang lain. Aristoteles juga merupakan orang pertama yang meletakan pemikiran dasar tentang teori nilai (value) dan harga (price).
     Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barrang (excange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Menurut pandangan Aristotles, kebutuhan manusia (man's need) tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya (man's desire) relatif tanpa batas. Ia membenarkan dan menganggap alami kegiatan prouksi yang dimaksudkan untuk menghasilkan barang-barang guna memenuhi kebutuhan. Akan tetapi, kegiatan produksi untuk memenuhi keinginan manusia yang tanpa batas itu dikecam sebagai salah sesuatu yang tidak alami (unnatural).
     Selain Plato dan Aristoteles, pemikiran masa Yunani kuno yang harus disimak pendapatnya adalah Xenophon (440-355 SM). sebagai sudah disinggung sebelumnya bahwa kata-kata ekkonomi (dari eikos dan  nomos) adalah "ciptaan" Xenophon. Karya utamanya adalah On the means of Imvroving the Revenue of the State of Athens. Dalam buku tersebut, Xenophon menguraikan bahwa negara Athena yang mempunyai beberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Athena adalah kota pusat perdagangan yang memiliki iklim yang sangat nyaman. tanahnya subur dan mengandung deposit emas dan perak dalam jumlah banyak. Kota ini memiliki pelabuhan yang alami, dikelilingi oleh lautan yang kaya dengan berbagai jenis ikan. Dengan berbagai kelebihan tersebut Xenophon melihat bahwa Athena sangat potensial untuk menarik para pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain.
     para pengunjung yang datang, demikian kata Xenophon yang punya naluri bisnis kepariwisataan ini, harus dilayani dengan baik. pelayanan yang baik sangat diperlukan, sebab mereka datang ke Athena dengan membayar pajak, membawa kemakmuran bagi masyarakat Athena. mmakin baik pelayanan, makin banyak orang datang berdagang dan berkunjung. Dengan demikian, makin besar juga pendapatan negara dan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwai spirit merkantilisme sudah ada pada masa Yunani kuno, yang menganjurkan orang melakukan perdagangan dengan negara lain. selain itu, spirit pariwisataan, yang menganjurkan masyarakat malayani para pengunjung pun sudah ada. hal ini disebabkan mereka yang datang akan membawa kemakmuran bagi masyarakat daerah yang dikunjungi.

Daftar Pustaka: Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009
Untuk Mendownload, Klik Disini

Saturday, April 5, 2014

Lagu OST Ano Hi Mita Hana no Namae o Bokutachi wa Mada Shiranai (Anohana) Movie




Circle Game

Galileo Galilei

Wasurenagusa ga saku koro ni hanabira no iro omoidasu
Shizuka na me wo shita ano ko to takaku sora ni nobotte iku yume

Hikoukigumo wo hinaka ni egaku ROKETTO BOOIZU to
Nagamete warau toppyoushi no nai jiai wo mune ni idaku GAARUZU
Toki wa guruguru sonna bokura mo minna inaku natte
Ozanari ni naru kurai memagurushii hibi ni setsunaku naru

"Itsuka mata kok ode ne"
Sayonara no koe ga itsumademo hibiite
Senaka wo osu koto mo naku bokura wo tsunaida

Aimai na koto mo tanjun na koto mo minna irotsuite iku
Kotoba ni naranai kono kusubutta kimochi dakishimete itai yo
Aimai na koto mo tanjun na koto mo minna onaji datte
Bokura no uta kono mune no mannaka de hana wo sakasete iru

Kakedashita hitori no gogo
Daare mo inai machi wo kuguri
Mawaru asobi kara ichinukete
Kimi no koto wo omoide ni shite shimau

SAAKURU GEEMU wo tsuzukete
Boku wa inotte kimi wa utau
Kienai maboroshi wo kanaeyou
Dakara inotte boku wa utau

SAAKURU GEEMU wo tsuzukeyou
Bokura wa hanete omomi wo shiru
Kawaru yorokobi ya kanashimi wo
Koko de inotte uta ni shite mitari suru

"Yatto mata aeta ne"
Natsukashii kimi no koe ga suru
Kizukeba bokura wa chuu ni ukabiagatte
Toki ni oiyarare

Aimai na koto mo tanjun na koto mo minna hanabira no you
Tadayoi nagara sora wo mawatte iru dake furikaeranai de
Kaze ni hakobareta wasurenagusa ga minna oikoshite iku
Bokura no uta zutto saki ni ano iro no hana wo sakasete iru


Permainan Lingkaran
Galileo Galilei

Terjemahan: Indonesia
By: Syarif H
 
Aku masih mengingat warna dari kelopak bunga yang tidak kulupakan di waktu itu..
Dan anak dengan mata yang tenang bermimpi untuk terbang tinggi ke langit..

Rocket Boys menggambar pemandangan jejak pesawat yang bersinarkan mentari..
Aku pun tertawa saat memandang gadis yang sengaja mempermainkan dadanya..
Waktu berputar-putar, kita dan semua orang pun akan mulai menghilang..
Ingin menjadi apa adanya, hari-hari yang membingungkan pun menjadi menyakitkan..

"Suatu saat aku akan ke sini lagi"..
Suara perpisahan itu selalu menggema..
Tanpa menoleh ke belakang, kita sudah terhubung..

Hal yang penuh makna dan sederhana, semua itu akan berwarna..
Tanpa kata-kata, aku ingin memeluk perasaan yang membara ini..
Hal yang penuh makna dan sederhana, semua itu adalah hal yang sama..
Lagu kita yang ada di dalam hati ini, biarkanlah ia mekar..

Seorang anak muda di sore hari itu..
Di gerbang kota yang tiada siapa pun..
Bermain-main di ujung perbatasan itu..
Dan aku masih mengingat segala tentangmu..

Mari melanjutkan permainan lingkaran..
Aku berdo'a dan kamu yang bernyanyi..
Jangan biarkan ilusi ini menghilang..
Untuk itu berdo'alah dan aku yang bernyanyi..

Mari melanjutkan permainan lingkaran..
Aku tahu kita itu berat dan akan terpental..
Dalam kebahagian dan kesedihan yang berubah..
Cobalah untuk berdo'a dan bernyanyi di sini..

"Akhirnya aku dapat bertemu denganmu"..
Aku merindukan suara milikmu itu..
Jika mungkin, kita akan dapat melayang-layang di udara..
Waktu terus bergulir..

Hal yang penuh makna dan sederhana, semua itu bagai kelopak bunga..
Sementara hanya berputar-putar di langit, jangan menoleh ke belakang..
Bunga yang tidak kulupakan pun terbawa oleh angin dan mengejar semua orang..
Lagu kita akan selalu ada dan ia akan mekar menjadi bunga yang penuh warna..

Catatan:
Circle Game/Permainan Lingkaran yang dimaksud disini adalah permainan tradasional Jepang yang biasa disebut Kagome Kagome. Dimana pada permainan ini, satu orang pemain menjadi iblis sedangkan pemain yang lainnya mengelilingi iblis itu dan bernyanyi.

Untuk Mendowload Lagunya, Klik Disini
Untuk Mendownload Lirik dan terjemahannya, Klik Disini 

Wednesday, April 2, 2014

Puisi : Pesta Demokrasi, Negeriku

March 26, 2014 at 1:18am

Dibatas malam, diantara kegelisahan yang menggugus
tentang tanah-tanah yang kian tandus
tentang perut-perut lapar yang tak terurus
dan tentang bocah-bocah yang bertumbuh dengan kurus
karena para pemerintah yang rakus
yang hanya memikirkan diri, kelompok dan golongannya sendiri untuk fulus

Gemuruh pesta demokrasi kian menggema tak terhindari
badut-badut yang menjual diri,
para penipu berdasi yang berorasi
janji-janji yang basi,
dan tangan busuk para pemain konspirasi
semua seperti sampah yang tersaji

Caleg-caleg dan capres boneka dari Kepentingan-kepentingan pribadi dimunculkan
keserakahan diselundupkan dalam slogan-slogan bualan
kampanye jadi ajang pamer uang dan wajah-wajah murahan
dan nantinya, praktek-praktek kolusi jadi serupa bayaran

Dibatas malam, diantara gugusan gelisah yang kubiarkan melajang
kulihat seorang anak dua tahun digendong neneknya yang penyayang,
menyaksikan kedua orang tuanya berangkat kerja menembus malam yang jalang
sampai keduanya hilang tenggelam dilalap tikungan ujung jalan yang remang
menyampaikan padaku sebuah romansa kehidupan yang kan berpulang
tentang melepas dan menanti,
berjanji, kembali dan menepati

Dan aku lupa dengan acara demokrasi yang penuh manipulasi serta intrik,
kepentingan-kepentingan licik pihak asing yang kian mencekik

Angin berhembus melalui lembah-lembah demokrasi
namun yang terjadi?
bukan pendewasaan yang tumbuh dan terlihat,
melainkan dinasti-dinasti diktator yang egois dan bangsat

Jakarta, 26 Maret 2014
Syarif H

Tuesday, April 1, 2014

Sejarah dan Cerita Dibalik Patung-patung Yang Ada Dijakarta



Patung Jendral Sudirman

Merupakan salah satu patung yang berada di Jakarta tepatnya di kawasan Dukuh Atas, depan Gedung BNI, Jalan Jenderal Sudirman. Patung ini memiliki tinggi keseluruhan 12 meter dan terdiri atas: tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Sunario.

     Sosok Jenderal Sudirman digambarkan berdiri kokoh menghormat dan kepala sedikit mendongak ke atas untuk memberi kesan dinamis. Karena berdiri di tengah kawasan yang penuh dengan beragam aktivitas, patung sengaja didesain sederhana dan tidak memerlukan banyak rincian.

     Rencana pembangunan patung Sudirman dan sejumlah patung yang akan menghiasi jalan protokol sesuai nama jalan mencuat pada September 2001. Rencana itu merupakan realisasi sayembara patung pahlawan yang dilakukan tahun 1999. Lokasi patung merupakan satu garis lurus yang berujung dari Patung Pemuda Membangun di Kebayoran sampai Tugu Monumen Nasional.

     Biaya pembangunan patung yang menelan dana 6,6 miliar Rupiah berasal dari pengusaha, bukan dari APBD DKI Jakarta. Sebagai kompensasinya pengusaha mendapat dua titik reklame di lokasi strategis, Dukuh Atas. Sementara yang menentukan penyandang dana diserahkan kepada keluarga Sudirman. Pengusaha yang telah ditunjuk mendanai pembangunan patung, yakni PT. Patriamega. Sebagai kompensasinya, PT. Patriamega memperoleh dua titik reklame di lahan strategis di Dukuh Atas, yakni di titik A dan 6B. Bagi kalangan penyelenggara reklame, titik tersebut adalah sangat strategis dan nilai jualnya paling mahal.

     Menurut rencana Patung Jenderal Sudirman sedianya akan diresmikan 22 Juni 2003 bertepatan HUT ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian akhirnya dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003. Peresmian sempat diwarnai unjuk rasa sekelompok pemuda. Panglima Besar Kemerdekaan RI yang seharusnya menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia kini telah pudar makna kepahlawanannya. Karena Jenderal Sudirman digambarkan sedang dalam posisi menghormat. Posisi patung dianggap tidak pada tempatnya karena sebagai Panglima Besar, Sudirman tidak selayaknya menghormat kepada sembarang warga yang melintasi jalan, yang justru seharusnya menghormati. Hal ini pula yang sempat diangkat dalam film Nagabonar 2. Meski demikian Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso didampingi Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta Maurits Napitupulu dan salah satu keluarga besar Jenderal Sudirman, Hanung Faini, tetap meresmikan berdirinya Patung Jenderal Sudirman itu.

     Jenderal Sudirman adalah pemimpin pasukan gerilya pada masa perang kemerdekaan (1945-1949). Ia menyandang anugerah Panglima Besar. Jasa dan pengabdiannya kepada bangsa dan negera layak dikenang dan diabadikan.

Patung Selamat Datang

Patung Selamat Datang atau sering disebut Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Indonesia. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional. 

     Pada tahun 1962, Jakarta menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel Indonesia. Ketika itu, Presiden Sukarno membangun Monumen Selamat Datang/ hehachi teguh gunawan dalam rangka Asian Games IV yang diadakan di Jakarta. Para atlet dan ofisial menginap di Hotel Indonesia dan bertanding di komplek olahraga Ikada, sekarang komplek Gelora Bung Karno, Senayan. Stadion Senayan pada saat itu adalah stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton.

      Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh Henk Ngantung yang pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tinggi patung perunggu ini dari kepala sampai kaki 5 m, sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah +-7 m, dan tinggi kaki patung adalah 10 m. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni. Pada saat pembuatannya, Presiden Sukarno didampingi Duta Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat Datang kemudian diresmikan oleh Sukarno pada tahun 1962.
 
Patung Pahlawan (Tugu Tani)

Patung Pahlawan (dikenal juga dengan Tugu Tani) adalah patung yang melambangkan seorang ibu yang melepas anaknya ke medan pertempuran. Patung ini adalah karya pematung kenamaan Uni Soviet, Matvey Genrikhovich Manizer, dibantu oleh putranya Ossip Manizer. Karya –karya Matvey Manizer sejak 1930-an sudah menjadi karya-karya yang diakui di Uni Soviet. Karya-karyanya tersebar mulai dari St.Petersburg hingga Moskow. Karya-karya Matvey sendiri merupakan klasik bagi aliran sosialis-realisme. Aliran yang kompatibel dengan Sosialisme – Komunisme. Dimana sebuah karya seni  haruslah menjadi sebuah pembawa  pesan proses serta tujuan revolusioner.

     Pada Mei 1959, Soekarno melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet untuk bertemu dengan Perdana Menteri Nikita Kruschev. Saat tiba di Moskow, Soekarno tertarik dengan patung-patung bertema sosialis-realisme yang tersebar di beberapa penjuru kota. Oleh pejabat Uni Soviet, Soekarno pun diperkenalkan dengan Matvey, yang saat itu menjabat sebagai vice president  USSR Academy of Arts. Matvey sebetulnya pada dekade 50-an sudah tidak aktif berkarya, dengan karya terakhirnya, Monumen Ivan Pavlov di Kota Ryazan, diselesaikan tahun 1950.

     Soekarno mengundang the Manizers untuk datang ke Indonesia dan membuat sebuah karya yang diilhami keadaan di Indonesia. Matvey pun datang ke Indonesia dalam rangka mencari inspirasi. Matvey akhirnya terpesona oleh cerita perjuangan rakyat yang konon berasal dari Jawa Barat, dimana ada seorang ibu yang mendukung anaknya pergi berperang demi kemerdekaan dan tanah airnya. Dimana sang ibu membekali anaknya dengan makanan dan harapan.

     Manizer lalu mewujudkan gagasan itu sekembalinya ke Uni Soviet. Beberapa lama di tahun 1963 ia menyelesaikan patung tersebut. Lalu setelah selesai sempurna, patung tersebut dikirimkan ke Jakarta melalui kapal laut, diberikan sebagai tanda persahabatan Moskow-Jakarta. Patung tersebut akhirnya ditempatkan di Menteng, dan diberi judul  Patung Pahlawan. Soekarno melengkapi karya ini dengan membubuhkan kata-kata “Hanja Bangsa Jang Menghargai Pahlawan Pahlawannja Dapat Menjadi Bangsa Jang Besar”.

Patung Dirgantara (Tugu pancoran)

Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

     Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa.
      
     Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965. 

     Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.
Proses pemasangan Patung Dirgantara sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Alat pemasangannya sederhana saja yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton

     Pemasangan patung Dirgantara akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966. Patung Dirgantara ditempatkan di lokasi ini karena strategis, merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusumah selain itu dekat dengan (dahulu) Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.

     Konon biaya pembuatan dan pemasangan patung pancoran ini juga berasal dari kantong pribadi Bung Karno, yaitu dengan menjual sebuah mobil pribadi kesayangannya. Dahulu mobil presiden bernilai sangat mahal pada zamannya (perbandingan zaman sekarang sama halnya dengan harga mobil lamborighini Gallardo Murciélago LP 670-4 SuperVeloce sekitar 9,5 M ).Bung Karno ingin segera melihat patung itu didirikan dengan megahnya di Jakarta. Hal itu merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Karena itu biaya untuk pembuatan patung dipikul sendiri dengan cara menjual mobil pribadi dan sampai-sampai dalam pembuatannya, beliau secara langsung mengawasi selama pekerjaan tersebut sehingga merepotkan dalam pengawalannya.Sayang keinginan untuksegera melihat hasil karya itu agak terganggu dengan meletusnya G30S/PKI di Indonesia yang membawa korban para jenderal dan rakyat. Bahkan patung itu disebut-sebut sebagai alat pencungkil mata dari orang-orang PKI. Sesuatu yang disangkal Bung Karno dengan segera meresmikan patung tersebut sebagai jawabannya, dua tahun setelah awal pembangunannya (1964-1965).

Patung Pangeran Diponegoro

Dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di Indonesia Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia. Selama menjabat sebagai konsul, ia bercita-cita menghadiahkan sesuatu sebagai kenang-kenangan kepada bangsa Indonesia. Keinginan tersebut pada tahun 1963 dinyatakan kepada Dubes RI di Italia yang waktu itu dijabat Hadi Thayeb dan disarankan untuk membuat patung para pahlawan nasional Indonesia, ternyata yang dipilih adalah Pangeran Diponegoro.

     Patung Diponegoro dibuat seorang pemahat kenamaan Italia yakni Cobertaldo, yang dikirim langsung oleh Dr. Mario Pitta ke Indonesia. Untuk memulai pekerjaan tersebut, Cobertaldo ditugaskan mengadakan penelitian mengenai berbagai tipe orang Indonesia sambil mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia. Berhari-hari ia mempelajari berbagai macam posisi kuda yang sering dipakai Diponegoro. Setelah meresapi perjuangannya, dibuatlah patung tersebut, sang pangeran berjubah dan bersorban putih sedang menunggang kuda putih dengan kedua kaki depan diangkat ke atas. Dibuat dengan bahan perunggu dan dikerjakan selama setahun pada 1965 di Italia. Setelah dikirim ke Jakarta, patung tersebut diletakkan di dalam Taman Monas sebagai pintu gerbang dari Monumen Nasional.

Patung Arjuna (Asta Brata)

 Patung Arjuna Wijaya ini dibangun pada bulan Agustus 1987. Patung ini menggambarkan sosok Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya ditunggangi oleh Batara Kresna. Adegan patung karya pematung Nyoman Nuarta itu diambil dari fragmen saat mereka melawan Adipati Karna. Oleh orang-orang jakarta, patung ini biasa dikenal dengan nama Patung kuda setan, atau juga Patung delman.

     Kereta pada patung tersebut ditarik oleh delapan kuda, yang melambangkan delapan ajaran kehidupan yang diidolakan oleh Presiden Soeharto. Asta Brata itu meliputi falsafah hidup yang mengajarkan kita harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan. Di bagian patung itu menempel prasasti yang bertuliskan “Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir”.
      Proses pembuatan patung ini pernah mengalami keterbatasan dana, sehingga patung itu dibuat dari bahan poliester resin yang punya kelemahan mudah rapuh jika terkena sinar ultraviolet. Sampai dengan tahun 2003, patung Arjuna Wijaya mengalami kerusakan, sehingga akhirnya patung ini direnovasi kembali dengan menelan biaya 4M. Bahan material patung itu sendiri diganti dengan bahan tembaga.

Patung Pemuda Membangun 

Patung Pemuda Membangun terletak di bunderan air mancur Senayan. Monumen yang terletak tidak jauh dari pertokoan Ratu Plaza ini, dibuat oleh tim patung yang tergabung dalam Biro Insinyur Seniman Arsitektur (ISA) di bawah pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan ialah Munir Pamuncak.

     Keberadaan patung ini bertujuan untuk mendorong semangat membangun yang pada hakekatnya harus dilakukan oleh para pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda. Oleh karena itu patung ini diberi nama "Patung Pemuda Membangun". Patung tersebut diletakkan di bunderan air mancur Senayan, karena praktis dan strategis. Praktis karena tempatnya luas, cukup memenuhi persyaratan untuk memasang patung besar dan strategis karena tempat tersebut merupakan titik pertemuan dari dan ke segenap penjuru kota Kebayoran Baru dan sekitarnya. Selain itu keberadaannya juga dekat dengan kompleks olah raga Senayan serta tidak jauh dari Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat.

     Patung ini dibuat dari beton bertulang dengan adukan semen dan bagian luarnya dilapisi dengan bahan teraso. Pekerjaan dimulai bulan Juli 1971 dan diresmikan bulan Maret 1972. Rencana semula peresmiannya akan dilakukan pada acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1971, namun saat itu patung belum selesai dibangun sehingga peresmiannya pun tertunda beberapa bulan. Seluruh pendanaan pembuatan patung disandang oleh perusahaan minyak yang saat ini bernama Pertamina. Ketika itu pimpinan tertingginya, Ibnu Sutowo, ikut memegang peranan.

     Dinamakan pemuda membangun karena patung tersebut menggambarkan seorang pemuda membawa obor dengan semangat yang berkobar. Dari jauh patung ini terlihat bagai tanpa busana, guratan-guratan urat dan gumpalan otot ditonjolkan untuk mendukung ekspresi gerak dari tokoh pemuda. Makna obor adalah sebagai alat penerang dan dalam artian filosofis adalah untuk menerangi hati dan jiwa yang gelap. Diharapkan kaum muda mengambil peran penting dalam pembangunan bangsa. Partisipasi aktif dalam memajukan tanah air sangat diperlukan karena melalui tangan pemuda lah terletak cita-cita dan harapan masa depan.

Patung ini berukuran cukup tinggi. Upaya perawatannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, antara lain melalui oleh Dinas Pertanaman dan Dinas Pemadam kebakaran untuk ‘memandikan’ patung.

Patung Pembebasan Irian Barat


Nama Lapangan Banteng masih populer sampai sekarang. Pertama kali kawasan ini diberi nama “Weltevreden”. Karena pada 1828 Belanda membangun Monumen Waterloo, maka diganti menjadi Lapangan Waterloo. Di atas monumen itu ada patung singa, sehingga masyarakat pribumi menyebutnya Lapangan Singa. Setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno menamainya Lapangan Banteng. Soekarno menganggap banteng adalah simbol gerakan nasionalisme Indonesia.

     Ketika berada di Yogyakarta, Soekarno berpidato. Dengan berapi-api beliau menggerakkan massa rakyat untuk bertekad membebaskan Irian Barat (sekarang Papua) dari belenggu penjajahan Belanda. Pada 1962 memang terjadi puncak konflik antara Indonesia dengan Belanda mengenai masalah status Irian Barat. Gagasan ini kemudian ‘diterjemahkan’ oleh Henk Ngantung dalam bentuk sketsa (Sejarah Singkat Patung-patung dan Monumen di Jakarta, 1985).

     Patung tersebut menggambarkan seseorang yang telah berhasil membebaskan belenggu (memutuskan rantai besi di tangan), maksudnya penjajahan Belanda. Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh tim pematung Keluarga Arca Yogyakarta pimpinan Edhi Sunarso. Patung terbuat dari bahan perunggu seberat sekitar 8 ton. Tinggi patung dari kaki sampai ujung tangan sekitar 11 meter, sementara tinggi kaki patung dari landasan bawah adalah 20 meter. Lama pembuatan sekitar satu tahun. Presiden Soekarno berkenan meresmikan patung ini pada 17 Agustus 1963.


     Patung ini, yang kemudian dikenal sebagai Patung Pembebasan Irian Barat, ditempatkan di Lapangan Banteng. Tempat tersebut dianggap strategis, luas, dan memenuhi persyaratan untuk sebuah patung berukuran tinggi. Apalagi Lapangan Banteng merupakan pintu gerbang tamu-tamu yang datang dari lapangan terbang Kemayoran. 

(Dikutip  dari berbagai sumber)

Roman Cinta dan Sepi II

  Chapter II Ia Muncul Lagi   Di sebuah peron yang sepi, lelaki itu, yang tak kuketahui namanya itu, duduk menatap langit tanpa kata-k...