Sekarang ini kedai kopi atau biasa kita
sebut Coffee Shop telah menjadi tempat yang multifungsi, bukan
hanya untuk menikmati aneka macam kopi tetapi juga telah menjadi tempat
beraneka ragam fungsi (multifungsi). entah itu sekedar ngobrol-ngobrol sambil
menikmati kopi dan makanannya, tempat bertukar fikiran, tempat curhat, tempat
bertemu relasi kerja, teman-teman atau sekedar tempat untuk merefresh kembali
fikiran dari aktifitas sehari hari. bahkan ada juga yang menjadikan Coffee
Shop sebagai tempat menyenanngkan untuk menulis.
Coffee
Shop sekarang telah berevolusi
menjadi tepat yang multifungsi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah perkembangan zaman, perkembangan media Sosial dan kebutuhan
hidup di kota-kota besar. Hampir semua Coffee Shop saat ini
menyediakan sarana Free Wifi untuk menarik pengunjung sehingga
mereka dapat nyaman berlama-lama nongkrong di sana. selain itu, ciri yang juga
mencolok Coffee Shop saat ini adalah dekorasi tempat
yang menarik. tak jarang pengunjung yang datang menggunakan Coffee Shop sebagai
tempat untuk berfoto yang kemudian akan dibagikannya ke berbagai akun media
sosial yang dimiliki. kadang juga dijadikan sebagai tempat mencari ketenangan
bagi para pekerja di kota-kota besar untuk mengobati ketenangannya dengan
kenikmatan kopi dan suasana tempatnya.
Meski
begitu, Coffee Shop atau kedai kopi memiliki sejarah yang
panjang dalam perkembangan peradaban manusia yang menjadi gaya hidup. Dalam
sejarah eropa, kedai kopi menjadi tempat media interaksi sosial bagi berbagai
kaum dan kelas. bahkan pada masa lalu, kedai kopi menjadi media untuk
mendapatkan dan menyebarkan informasi sebelum adanya media massa seperti
sekarang ini.
Berikut
saya kutip artikel tentang evolusi kedai kopi dari berbagai sumber.
Kedai Kopi Pertama di Dunia
Kedai
kopi pertama di dunia yang tercatat diketahui muncul pada 1475. Kedai kopi ini
bernama Kiva Han dan berada di Kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) Turki.
Kedai kopi ini diketahui menjadi coffee
shop pertama yang buka dan melayani pengunjungnya dengan kopi
khas Turki. Pada masa itu, kopi adalah unsur penting dalam kebudayaan Turki.
Sangkin pentingnya bahkan ada hukum yang mengatakan jika seorang suami tidak
memberikan pasokan kopi yang cukup untuk istrinya, maka istrinya berhak
menceraikan sang suami. Kopi di Turki ini disajikan kuat, hitam dan tanpa
filter. Orang-orang Turki gemar menikmati kopi mereka dengan memasaknya dengan ibrik (pot ala Turki). Budaya
minum kopi seperti ini masih diterapkan di Turki hingga sekarang.
Kedai Kopi Pertama di Eropa
Ide
minum kopi pertama dengan krim dan gula
awalnya ada di Eropa pada 1529 dan ini adalah waktu sama saat kedai kopi
pertama di Eropa didirikan. Pada masa itu, Kota Wina Austria diserbu oleh
tentara Turki. Dan para tentara ini meninggalkan banyak sekali pasokan kopi di
Wina pada saat mereka melarikan diri dari Wina. Adalah Franz Georg Kolschitzky
yang mengklaim kopi-kopi tentara Turki ini sebagai rampasan perang. Lalu
Kolschitzky membuka sebuah kedai kopi yang diketahui sebagai kedai kopi pertama
di Eropa. Kolschitzky ternyata dulu pernah tinggal di Turki dan dia merupakan
satu-satunya orang di Wina yang mengetahui betapa berharganya biji kopi
mengingat tidak popularnya kopi pada masa itu.
Di kedai
kopinya ini Kolschitzky memperkenalkan gagasan minum kopi dengan menggunakan
penyaring dan juga menikmati kopi dengan susu dengan gula. Minuman yang digagas
Kolschitzky ini mendapat sambutan baik dan sejak itu mulailah bermunculan
kedai-kedai kopi yang tak hanya menjual kopi tetapi juga makanan manis sebagai
teman minum kopi. Pada masa itu popularitas kopi merebak dan berkembang hingga
ke Inggris.
Kedai
Kopi Menyebar Hingga ke Inggris
Penyebaran
kedai kopi semakin luas hingga sampai ke Inggris. Kedai kopi pertama di Inggris
dibuka pada 1652. Meskipun kedai kopi telah popular di Eropa, inspirasi
dibukanya kedai kopi di Inggris tetap berkiblat dari Turki. Pedagang Inggris
yang menjual barang-barang asal Turki (termasuk kopi) ditinggakan oleh dua
budaknya yang berniat membuka bisnis mereka sendiri. Dan sejak itu sebuah kedai
kopi bernama “The Turk’s Head” lahir di Inggris.
Ternyata
Inggris jugalah yang pertama kali menggunakan kata “tips” yang dipakai hingga
sekarang. Sebuah toples bertuliskan “tips” biasa kita lihat di coffee
bar. Pada masa itu orang-orang Inggris meletakkan uang koin ke
dalam sebuah toples kaca agar dilayani dengan cepat saat memesan kopi. Dan ya,
budaya itu dipakai di kedai-kedai kopi modern sebagai ucapan terima kasih
terhadap barista.
Orang-orang
Inggris pada masa itu menyebut kedai kopi mereka dengan sebutan “penny
universities” karena harga kopinya dan para bisnisman kelas atas
sering nongkrong di sana. Faktanya, sebuah coffee
shop kecil yang didirikan oleh Edward Llyoyd pada 1668 menjadi
sebuah pusat bisnis. Dan akhirnya dioperasikan sebagai tempat perusahaan
asuransi London.
Dari
sana, ide kedai kopi menyebar lebih jauh di dataran Eropa. Masuk ke Italia pada
1654 lalu menyebar ke Paris pada 1672. Sedangkan di Jerman kedai kopi pertama
dibuka pada 1673.
Kedai Kopi di Amerika
Saat
Amerika dijajah oleh Inggris, saat itu jugalah budaya kedai kopi masuk ke sana.
Peran kedai kopi di Amerika awalnya sama dengan yang ada di Inggris yaitu
sebagai pusat komunitas bisnis. The Tontine Coffee House pada 1792 di New York
adalah lokasi awal dari New York Stock Exchange dikarenakan banyakannya
transaksi bisnis yang dilakukan di sana.
Pada
saat itu kedai kopi masih menyajikan kopi biasa sampai datanglah sebuah jenis
kopi baru bernama espresso. Pada 1946, Gaggia menemukan mesin piston espresso
komersial yang jauh lebih mudah digunakan dari model sebelumnya. The Gaggia
Coffee Bar di Italia adalah lokasi pertama yang menggunakan mesin ini dan
melayani penjualan kopi biasa dan juga espresso. Di titik inilah kedai kopi
modern akhirnya lahir.
Kedai Kopi Modern
Tentu
saja kedai kopi masa lalu berbeda dengan kedai kopi sekarang yang tak hanya
menyediakan menu minuman kopi tetapi juga makanan sebagai menu utamanya. Tim
Horton adalah salah satu nama yang menggabungkan antara menyediakan minuman
kopi dan makanan. Meskipun mereka menjual makanan, Tim Horton juga dikenal
dunia karena kopinya yang sungguh baik. Tapi mereka tidak dapat dikategorikan
sebagai kedai kopi specialty karena tidak
melayani minuman espresso dan minuman berbasis espresso manapun.
Bicara
soal kedai kopi modern rasanya tak lengkap jika tak menyebutkan Starbucks
sebagai salah satu fenomena di industri kopi. Starbucks membuka gerai
pertamanya di Seattle Amerika Serikat pada 1971. Dan sejak itu mereka terus
berkembang dan melebarkan diri hingga ke 8.000 gerai di seluruh dunia.
Hingga
saat ini perkembangan kedai kopi terus terjadi di seluruh belahan dunia. Di
Indonesia sendiri banyak bertumbuh kedai-kedai kopi independen yang menyajikan
kopi dan membangun kedainya dengan konsep yang berbeda-beda.
Sumber :
https://majalah.ottencoffee.co.id/evolusi-kedai-kopi/
SEJAK
Baba Budan, seorang jamaah haji asal Mysore, India, menyelundupkan tujuh biji
bibit kopi dari Jazirah Arab ke kampungnya di India pada abad ke-15, penyebaran
kopi ke seluruh dunia tinggal menunggu waktu. Benua biru, Eropa, menjadi
wilayah selanjutnya yang diinvasi bebijian pahit ini. Namun, hingga abad ke-17,
pengetahuan “orang-orang Barat’ perihal kopi boleh dibilang minim.
Kronik sekira tahun 1600, yang berisi sekelompok
pemuka gereja mendatangi Paus Clement VIII untuk memintanya memfatwa haram
kopi, menggambarkan betapa asingnya mereka terhadap kopi. Catatan Sir George
Sandys, penyair asal Inggris, pada 1610 masih menunjukkan hal yang sama. Dia
menulis, orang-orang Turki bisa ngobrol hampir sepanjang hari sambil menyeruput
minuman yang digambarkan sebagai “sehitam jelaga, dan rasanya tak biasa”.
Sandys juga mengatakan bahwa minuman ini, “sebagaimana mereka (orang-orang
Turki) bilang, membuat plongpencernaan
dan menyegarkan tubuh.”
Baru pada 1615 orang-orang Eropa secara formal
berkenalan dengan kopi. Saat itu para pedagang dari Venezia, Italia, membawa
pulang kopi dari daerah Levant, yang kini dikenal sebagai area Timur Tengah,
meliputi Israel, Yordania, Libanon, dan Syiria. Setahun kemudian, sebagaimana
ditulis pemilik situs gallacoffee.co.uk,
James Grierson, dalam artikel
“History of Coffee: Part III - Colonisation of Coffee”, giliran orang Belanda
yang membawa kopi dari daerah Adan, Yaman, lalu membudidayakannya, dari Ceylon
(sekarang Sri Lanka) hingga ke Nusantara. Belanda akhirnya memetik hasil.
Mereka memonopoli industri kopi dunia, bahkan bisa menentukan harga. Puncaknya,
pada 1700-an, kopi produksi Jawa bersaing dengan kopi asal Mocha,Yaman, sebagai
produk kopi paling populer di dunia.
Awalnya orang-orang Eropa memperlakukan kopi
sebagai bahan medis yang memberikan efek positif buat tubuh. Harganya mahal.
Umumnya dikonsumsi masyarakat kelas atas. Pada 1650-an, ketika penjaja minuman
lemon di Italia mengikutsertakan kopi sebagai barang jualannya, sementara
kedai-kedai kopi di Inggris bermunculan, minuman ini mulai menemukan dimensi
sosialnya; dikonsumsi sembari berbincang-bincang.
Saat kopi mulai menyebar ke negara-negara besar
Eropa, cerita lama berulang kembali. Muncul pihak-pihak yang menentangnya.
Menurut Linda Civitello dalam Cuisine
and Culture: A History of Food and People, pada 1679, dokter-dokter
dari Prancis membuat catatan buruk tentang kopi. Dikatakannya, “...dengan penuh
kengerian bahwa kopi membuat orang tak lagi doyan wine.”
Serangan ini disusul oleh seorang dokter muda yang menganggap kopi bisa
mengakibatkan keletihan, menimbulkan hal-hal buruk pada otak manusia,
menggerogoti fungsi tubuh, serta biang keladi impotensi.
Pihak yang membela pun segera bersuara. Seorang
dokter, juga asal Prancis, Philippe Sylvestre Dufour, menerbitkan buku yang
menilai positif minuman eksotik ini. Lalu pada 1696, seorang dokter Prancis
juga mengatakan kopi baik untuk tubuh dan menyegarkan kulit. Namun, sebagaimana
akan kita lihat nanti, oposisi terhadap kopi tak berhenti sampai di sini.
Ketika mulai menemukan dimensi sosialnya, kopi tak
lagi sekadar minuman yang rutin dikonsumsi, tapi juga terlibat dalam banyak
perubahan sosial-politik di Eropa. Linda Civitello mengatakan, untuk kali
pertama orang (Eropa) memiliki alasan untuk berkumpul di ruang publik tanpa
melibatkan alkohol. Kegiatan ini pun berkembang menjadi rutinitas sosial yang
bersifat politis. Sebagaimana ditulis situs The
Economist pada 7 Juli 2011, “Back to the coffee house”, pada
era tersebut konsep media massa belum lagi dikenal. Berita tersebar dari
mulut-ke mulut di kedai-kedai kopi, melalui proses dialogis.
Para penguasa yang deg-degan, karena khawatir
hal-hal politik dibincangkan orang di kedai-kedai kopi, mulai ambil kuda-kuda.
Kekhawatiran itu tak berlebihan. Sejarawan Prancis, Michelet, dikutip Mark
Pendergrast dalam Uncommon
Grounds: The History of Coffee and How it Transformed Our World,
menggambarkan penemuan kopi sebagai revolusi yang menguntungkan dan mampu
memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru, bahkan memodifikasi temperamen manusia.
Ide-ide yang beredar dalam diskusi di kedai-kedai kopi pada akhirnya
terakumulasi dalam peristiwa Revolusi Prancis.
Di Jerman, popularitas kopi mengganggu penguasanya,
Frederick the Great. Pada 1777, dia mengeluarkan manifesto yang mendukung
minuman tradisional Jerman, bir: “Menjijikkan melihat meningkatnya kuantitas
kopi yang dikonsumsi rakyatku, dan implikasinya, jumlah uang yang keluar dari
negara kita. Rakyatku harus minum bir. Sejak nenek moyang, kemuliaan kita
dibesarkan oleh bir.” Hal serupa sempat terjadi di Prancis ketika kopi mulai
menyaingi wine.
Sementara di Inggris, King George II memusuhi kopi lantaran orang-orang yang
berkumpul di kedai-kedai kopi kerap mengolok-olok dirinya.
Namun tak ada perlawanan paling keras terhadap
eksistensi kedai kopi di London ketimbang Women’s
Petition tahun 1674, yang memrotes terbuangnya waktu para
lelaki di kedai kopi, serta tak memungkinkannya perempuan berkunjung ke kedai
kopi, sebagaimana di Prancis. Lalu, pada 29 Desember 1675 Raja Inggris Charles
II mengeluarkan pernyataan tentang Pelarangan Kedai Kopi, dengan alasan membuat
orang mengabaikan tanggungjawab sosial serta mengganggu stabilitas kerajaan.
Suara-suara protes pun bermunculan di London. Klimaksnya, dua hari sebelum
aturan itu berlaku, raja mengundurkan diri.
Di bagian lain Eropa, yakni Wina, Austria,
perkenalan negeri ini dengan kopi seperti mengulang kisah klasik yang pernah
terjadi di tempat lain. Juli 1683, pasukan Turki yang dipukul mundur
meninggalkan beragam barang, termasuk lima ratus karung besar berisi kacang
aneh, yang dianggap para tentara sebagai makanan unta. Karena ternyata
unta-unta tak doyan, mereka lemparkanratusan karung tersebut ke api.
Kolschitzky, seorang tentara yang pernah tinggal di Jazira Arab, terbangun oleh
aroma kopi terbakar tersebut.
“Demi Maria Yang Suci!” teriak Kolschitzky. “Yang
kalian bakar itu kopi! Kalau kalian tak tahu gunanya, berikan padaku.” Makan
dengan bekal tersebut ia membuka kedai kopi yang termasuk generasi awal di
Wina. Beberapa dekade kemudian, kopi mewarnai kehidupan intelektual di kota tersebut.
Namun gambaran kedai kopi tak melulu didominasi
catatan positif. Begitu terbukanya tempat-tempat seperti ini membuat orang dari
berbagai latar belakang kelas sosial dan karakter, bertemu bersamaan.
Karenanya, seperti digambarkan sebuah catatatan yang dikutip Mark Pendergrast,
di kedai kopi orang membaca, mengobrol; lalu-lalang orang, para perokok, dan
beragam aroma bercampur jadi satu, tak ubahnya kabin tongkang.
Negara-negara lain di Eropa mulai mengenal kopi
sekitar periode yang sama. Sementara negara-negara Skandinavia, yang paling
buncit berkenalan dengan kopi, sebagaimana data tahun 2002 yang tertera di nationmaster.com, kini malah menjadi
wilayah yang konsumsi kopi perkapitanya tertinggi di dunia.
Sejarah Kopi Di Dunia
Sejarah kopi diawali dari cerita seorang penggembala
kambing Abessynia yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala.
Penggembala kambing yang bernama Khalid, di Kaffa, Ethiopia ini mendapati
kambing-kambingnya sontak menjadi begitu bersemangat dan menggebu setelah
mengunyah serumpun buah kemerahan yang mirip buah cherry.
Kopi telah dicatat sejarah sejak abad ke-9. Tadinya,
kopi hanya ada di Ethiopia, dimana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia
di dataran tinggi. Ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi
pun telah meluas sampai ke Afrika Utara. Disana biji kopi ditanam secara
massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai
pasaran Eropa dan semakin bertambah tenar pula pemanfaatannya sebagai minuman.
Ada beberapa istilah tentang kopi ini, pada masyarakat
Indonesia memang lebih akrab dengan sebutan kopi, di Inggris dikenal coffee,
Prancis menyebutnya cafe, Jerman menjulukinya kaffee, sedang dalam bahasa Arab
dinamakan quhwah. Quhwah inilah yang kemudian menjadi kata serapan qahve oleh
orang Turki yang menyajikannya sebagai minuman kepada tamu-tamu pedagang
Italia. Dan, para pedagang Italia inilah yang kemudian membawa caffe (kata
qahve yang diserap) ke daratan Eropa dan mulailah menyebar ke seluruh dunia
menjadi minuman ajaib yang digilai banyak orang, hingga menjadi minuman
bergengsi para aristokrat di Eropa, termasuk oleh Bethoven yang senantiasa
menghitung sebanyak 60 biji kopi untuk setiap cangkir kopi yang mau dinikmatinya.
Sejak penemuan tumbuhan kopi, seorang sufi Ali Bin
Omar dari Yaman juga menjadikan rebusan kopi sebagai obat penyakit kulit dan
obat-obatan lainnya. Sehingga pada waktu itu kopi mendapat tempat terhormat di
kalangan masyarakat negeri itu. Dari khasiat kopi tersebut akhirnya membawa
kemakmuran bagi pemilik-pemilik kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang
kopi, eksportir kopi, dan pemerintah di berbagai belahan dunia tanaman minuman
beraroma khas itu ditanam.
Konon di Swedia, Raja Gustaff ke II pernah menjatuhkan
hukuman terhadap dua orang saudara kembar. Yang satu hanya dizinkan meminum
kopi dan yang satu lagi diizinkan hanya meminum teh. Siapa yang terlebih dahulu
mati, maka dialah yang bersalah dalam satu tindak pidana yang dituduhkan
terhadap mereka. Ternyata yang mati duluan adalah peminum teh pada usia 83
tahun.
Sejak itu orang-orang Swedia berbalik menjadi peminum
kopi paling fanatik yang ada di dunia, sehingga sampai sekarang negara-negara
Skandinavia kini peminum kopi tertinggi per kapita di dunia. Setiap orang bisa
menghabiskan 12 kg lebih per tahun dibanding dengan di Indonesia yang hanya 0,6
kg per tahun.
Kopi dari masa ke masa
Ini dia, sedikit catatan tentang perjalanan kopi dari
masa ke masa:
- 1000
SM, Kopi mulai dikenal oleh suku Galla di Afrika Timur.
- >5
M, Kopi sudah dikenal di pelosok Ethopia
- 700-1000
M, Kopi dikenal pertama kali oleh bangsa Arab sebagai minuman energi
(untuk begadang). Penyebaran kopi dimulai saat itu bersamaan dengan
penyebaran Islam. Sumber kopi pertama di Mocha salah satu derah di Yemen
(Yaman).
- 1000
M, Ibnu Sina menyelidiki zat kimiawi kopi, dokumennya merupakan dokumen
pertama yang diketahui membedah kopi dari ilmu kedokteran dan kesehatan.
- 1400
M, Penyebaran kopi dan kedai kopi pesat di jazirah Arab, terutama Mekkah
dan Madinah.
- 1453
M, Kopi diperkenalkan di Konstantinopel oleh bangsa Turki (kekhalifahan
Ottoman). Kedai kopi yang pertama kali tercatat disana bernama Kiva Han,
dibuka tahun 1475.
- 1511
M, karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh
para Imam konservatif dan ortodoks di majelis keagamaan di Makkah.
- 1524
M, karena popularitas minuman ini, larangan tersebut dihapuskan oleh
Sultan Selim dari Kesultanan Utsmaniyah Turki.
- 1532
M, larangan serupa disahkan pula di Kairo, Mesir. Kedai dan gudang kopi
ditutup.
- 1600
M, Paus Clement VIII, menegaskan untuk mempertimbangkan bahwa ‘budaya
ngopi’ merupakan sebuah bid’ah, ‘budaya luar’ yang dapat mengancam
(infidel) dan karena itu berdosa bagi yang meminumnya. Minuman kopi itu
dianggap sengaja dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan
anggur. Bukan hanya melarang tetapi juga menghukum orang-orang yang minum
kopi. Namun kemudian ia mengizinkan jika ‘ngopi’ menjadi bagian (alternatif)
dari makanan/minuman yang halal dimakan oleh seorang Kristen. Pada tahun
itu juga, kopi dibawa dari Mekkah ke jazirah India (Asia kecil) oleh orang
yang bernama Baba Budan ketika pulang haji dari Mekkah.
- Abad
17 M, dari dunia Muslim, kopi menyebar ke eropa dan menjadi popular. Orang
Belanda adalah yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke
eropa.
- 1616
M, Kopi dibawa dari Mocha (Yaman) ke Belanda.
- 1645
M, Kedai kopi pertama bernama Botega Delcafe dibuka di Venice, Italia.
Yang kemudian menjadi tempat pertemuan para cerdik pandai di negara Pizza
tersebut.
- 1650
M, Kedai kopi pertama dibuka di negeri Kristen (Christendom) tepatnya di
Oxford.
- 1656
M, Wazir dan Kofri, Kerajaan Usmaniyah, mengeluarkan larangan untuk
membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang kopi, tetapi menghukum
orang-orang yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada pelanggaran
pertama. Pelarangan minum kopi di Timur Tengah lambat-laun terkikis,
sehingga jika seorang suami melarang istrinya minum kopi, si istri
tersebut bisa memakai alasan ini untuk minta cerai.
- 1658
M, Belanda membuka kebun pertama di Ceylon (Srilanka)
- 1668
M, Kedai kopi ‘Edward Lloyd’s’ dibuka di London. Dari kedai kopi inilah
kemudian Edward membuka perusahaan asuransi paling terkemuka di dunia
Lloyd of London Insurance.
- 1668
M, kopi mulai dikenal di Amerika Utara.
- 1669
M, kopi dikenalkan di Paris oleh duta besar Turki kepada raja Louis XIV.
- 1670
M, London gandrung kopi. Kedai kopi dibuka di setiap sudut London. Kopi
mulai diperkenalkan di Jerman. Di Brasilia, penanaman kopi di mulai. Jenis
kopi yang ditanam adalah Coffea Arabica Lind.
- 1671
M, Di Kota London, coffee house pertama dibuka di George Yard di Lombat
Sreet dan di Paris, kedai kopi dibuka di Saint Germain Fair.
- 1674
M, Petisi Perempuan menentang kopi dikeluarkan di London.
- 1675
M, Hidangan teh (tea house) mulai dikenalkan di Belanda. Sebelumnya yang
ada cuma sajian minuman bir/malt.
- 1675
M, Raja Charles II menutup seluruh kedai kopi di London, tuduhan utamanya
adalah kedai kopi sebagai tempat pemufakatan makar.
- 1679
M, Ahli kimia di Marseilles, Prancis memberikan kesaksian bahwa kopi
merusak dan membahayakan kesehatan.
- 1679
M, Kedai kopi pertama dibuka di Hamburg, Jerman.
- 1688
M, Lebih dari 800 kedai kopi dibuka di daerah Soho (Inggris). Terutama
oleh pelarian Kristen Calvinis dari Prancis (Huguenots).
- 1689
M, Café khas Perancis pertama dibuka, bernama Café de Procope-walau dengan
suasana krisis setelah pengumuman kopi merusak kesehatan.
- 1690
M, orang Belanda menyelundupkan biji kopi, karena tanaman atau biji
kopinya tidak diijinkan keluar dari kawasan Arab, terkecuali yang sudah
digoreng atau digongseng. Ini kemudian berlanjut penanaman kopi oleh
Belanda di Jawa.
- 1696
M, Kedai kopi pertama bernama The King’s Arms dibuka di New York. Di tahun
yang sama, seorang warganegara Belanda bernama Zwaardecroon, membawa
beberapa benih tanaman dari Mekkah ke Bogor, Indonesia. Dan, menjadi
tanaman komoditas terpenting di Hindia Belanda.
- 1706
M, Kopi Jawa diteliti Belanda di Amsterdam.
- 1714
M, Kopi Jawa hasil penelitian, oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di
Jardin des Plantes oleh raja Louis XIV.
- 1720
M, Kedai kopi Florian bertahan buka di Florence.
- 1723
M, Gabriel du Clieu membawa biji kopi dari Prancis ke Martinique.
- 1727
M, Francisco de Mello membawa biji kopi dari Prancis untuk ditanam di
Brazil.
- 1730
M, Inggris menanam kopi di Jamaica.
- 1732
M, Johann Sebastian Bach membuat komposisi Coffee Cantata, di Leipzig.
Kantata ini menggambarkan perjalanan spiritual yang juga sebagai parodi
atas ketakutan orang Jerman terhadap pesatnya popularitas kopi di German
(bangsa Jerman penggemar bir).
- 1777
M, Raja Jerman (Prussia) mengumumkan kritikan dan pelarangan atas kopi,
dan mengumumkan bir sebagai minuman nasional Jerman Raya. Sementara itu,
saking begitu bergengsinya minuman kopi, Raja Frederick Agung dari Rusia
pada tahun yang sama hanya memperbolehkan kalangan atas atau kelas
bangsawan saja untuk menunjukkan kearistokratan kopi.
- 1790
M, Kedai kopi awal khas British menghilang perlahan tergantikan oleh kedai
beer (tavern).
- 1802
M, Cafe sebagai kata yang menunjukkan tempat mulai diperkenalkan di
Inggris (sebelumnya coffee house). Kata ini berasal dari kata Prancis
‘eafé’ dan hampir seakar dengan bahasa Italia ‘caffe’. Café menunjukan
sebuah tempat yang merupakan restoran dengan menu utama minuman kopi.
- 1809
M, Kopi impor dari Brazil pertama kali masuk pasar Amerika di Salem,
Massasuchet. Ketika kopi mencapai kawasan koloni Amerika ini, pada awalnya
tidak sesukses di Eropa, karena tidak begitu menggantikan alcohol. Akan
tetapi, semasa perang revolusi, permintaan akan kopi meningkat cukup
tinggi, sampai para penyalur harus membuka persediaan cadangan dan secara
dramatis menaikkan harganya. Sebagian hal juga dikarenakan menurunnya persediaan
the oleh pedagang Inggris.
- 1812
M, terjadinya perang, dimana akses impor teh terputus sementara dan
diiringi meningkatnya teknologi pembuatan minuman menumbuhkan minat orang
Amerika terhadap kopi dan sebagai komoditas sehari-hari. Selanjutnya, kopi
dijadikan sebagai minuman nasional di Amerika Serikat dan menjadi menu
utama di meja-meja makan pagi.
- 1820
M, Zat Caffeine dalam minuman kopi ditemukan berbarengan oleh tiga
penelitian berbeda – dan, tentunya masing-masing peneliti itu bekerja
sendiri-sendiri – yang dilakukan oleh Runge, Robiquet, Pelletier dan
Caventou
- 1822
M, Prototip dari sebuah mesin kopi espresso dibuat di Prancis.
- 1839
M, Kata ‘Cafetaria’ diperkenalkan sebagai kata hibrida (gabungan) dari
Meksiko, Spanyol Dan Inggris.
- 1859
M, Michael Thonet’s Vienna Café chair No. 14 (bangku kedai kopi khusus
diperkenalkan pertama kali sebagai ‘bangku yang cocok digunakan sambil
menghirup kopi’.
- 1869
M, Cofee leaf rust (jamur kopi) pertama kali diketemukan di Srilanka dan
tanaman kopi di Asia.
- 1873
M, Kopi dalam kemasan secara massal diperkenalkan pertama kali di Amerika
oleh John Arbukle.
- 1882
M, Dibentuk The New York Coffee Exchange
- 1869
M, Berjangkit suatu penyakit jamur di seluruh Asia yang menyebabkan
kerusakkan dari kopi berjenis Coffea Arabica Lind yang waktu itu banyak
ditanam di Asia. Hingga pada tahun ini orang mulai menanam bermacam-macam
jenis kopi yang banyak terdapat di daerah Congo.
- 1904
M, Mesin espresso dibuat modern oleh Fernando Illy.
- 1906
M, Brazil menaikkan harga kopi setelah menciptakan harga (kurs) tetap
untuk komoditas kopi.
- 1910
M, Jerman membuat kopi decaf (pengurangan zat caffein pada kopi seminimal
mungkin) Dan diperkenalkan ke Amerika dengan nama Dekafa.
- 1911
M, Pedagang kopi di Amerika membentuk Asosiasi Kopi Nasional.
- 1915
M, Pyrex ditemukan. Pertama kali dipakai sebagai lampu penerangan terutama
di perusahaan kereta api sebagai penutup lampu yang tahan panas dan cuaca
ataupun benturan fisik. Mulai diperkenalkan sebagai alat dapur, sebagai
pengganti kaca. Kedai kopi menggunakan pyrex sebagai gelas tahan panas.
- 1920
M, Kedai kopi ‘baru’ booming di Amerika.
- 1925
M, Vienna Café chair No. 14 diikutkan dalam pameran L’esprit Nouveau di
Perancis oleh Le Corbusier. Sampai tahun 1933 bangku model ini diproduksi
lebih dari 50 juta.
- 1927
M, Mesin kopi espresso pertama kali diperkenalkan di Amerika. Kedai kopi
pertama yang memakai ‘La Pavoni’ di New York. Mesin ini didesain khusus
oleh arsitek ternama Italia Gio Ponti.
- 1928
M, Federasi Kopi Kolumbia dibentuk.
- 1930-1944
M, Brazil memusnahkan 78 juta kantong kopi untuk menstabilkan harga.
- 1938
M, Cremonesi membuat pompa piston yang dapat menyemprotkan air panas
dengan keepatan tinggi untuk menyeduh kopi.
- 1938
M, Nestle menemukan kopi instan di Brazil, Nestle sampai saat ini
merupakan penghasil kopi instan terbesar di dunia.
- 1939-1945
M, Pasukan Amerika membawa kopi instan dalam perang dan memperkenalkannya
ke seluruh dunia.
- 1942
M, Kopi menjadi barang yang disimpan secara sembunyi-sembunyi. Di Inggris
pada masa ini kopi dijatah pada jumlah tertentu.
- 1946
M, Pabrik Gaggia memproduksi mesin Capucinno secara komersial untuk
pertama kali. Kata Capucinno berasal dari warna jubah pendeta Capucin
(aliran Francisian-1529 M).
- 1948
M, Achille Gaggia menemukan mesin kopi espresso secara massal di Milan.
- 1952
M, Mesin Gaggia diimpor ke Inggris. Pada tahun ini kedai kopi setelah
perang dunia kedua untuk pertama kali dibuka di London di bulan Juli.
- 1953
M, Bar Espresso menyebar di seluruh Soho. Yang pertama kali adalah Mocha
di jalan 29 Frith Street.
- 1954
M, Pembatasan kepemilikan sejumlah komoditi seperti kopi berakhir dengan
berakhirnya masa transisi perang dunia kedua.
- 1957
M, Catherine Uttley mendaftar ada 200 bar kopi di London. Mulai banyak
yang bar kopi yang memakai plastik mulai dari peralatan dapur, makan,
lantai sampai furnitur.
- 1960
M, Bar kopi tercatat bertambah dua kali lipat dari 1,000 menjadi 2,000 di
seluruh Inggris, terbanyak di London, sekitar 500 buah.
- 1962
M, Puncak dari konsumsi kopi per kapita di Amerika, 3 cangkir per orang
per hari.
- 1962
M, Perjanjian Internasional mengenai perdagangan kopi dibuat, tujuannya
mengontrol harga.
- 1964
M, Bar kopi sekarat di Inggris, tergantikan oleh restoran dengan berbagai
hidangan.
- 1970
M, Mokha café tutup setelah dikomplain sinis oleh penulis Amerika William
S Burrough.
- 1971
M, Gerai Starbuck pertama dibuka di Seattle.
- 1973
M, Fair Trade Coffee pertama kali diimpor ke Eropa dari Guatemala.
- 1975
M, Brazil menderita karena gagal panen, harga kopi dunia meroket.
- 1989
M, Perjanjian Kopi Internasional gagal menstabilkan harga. Dalam sejarah
perdagangan kopi turun ke tingkat yang paling rendah.
- 1990
M, Beberapa kedai kopi tutup karena penataan ruang (redevelopment) di
Inggris. Diperkenalkan organic coffee yang menjadi primadona di pasar kopi
dunia.
- 1998
M, Starbuck mencapai 2.000 gerai di Amerika saja. Di seluruh dunia 5.715
gerai. Sedangkan di Indonesia telah dibuka sebanyak 11 gerai. Starbuck
memposisikan diri sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh
dunia.