Di tengah padatnya lalu lintas di
kawasan Harmoni, ada satu hal yang menarik perhatian, yakni patung kecil
berwujud manusia menunjuk ke arah langit dengan tangan kanannya dan
berwarna perunggu gelap yang bertengger di jembatan Harmoni. Hermes,
namanya. Hermes merupakan putra dari Dewa Zeus dan Peri Maia dalam
mitologi Yunani. Hermes berperan sebagai pesuruh dan pembawa berita.
Hermes juga dikenal sebagai dewa pelindung para pedagang dan
penggembala. Lalu, apa yang dilakukan patung Sang Dewa di jembatan
Harmoni?
Patung Hermes di Batavia awalnya
merupakan milik Karl Wilhelm Stolz, seorang pedagang Jerman yang
kemudian menjadi warga negara Belanda. Stolz membelinya di Hamburg
sekitar tahun 1920. Stolz yang memiliki toko di Jl. Veteran, Batavia,
meletakkan patung itu di halaman rumahnya. Kemudian pada tahun 1930,
Stolz menjual tokonya dan menyumbangkan patung Hermes tersebut pada
pemerintah Batavia sebagai tanda terimakasih atas kesempatan yang
didapatkannya untuk berdagang di Hindia-Belanda. Patung perunggu dewa
pelindung para pedagang seberat 70 kg itu akhirnya dipasang di jembatan
Harmoni yang sudah dibangun sejak 1905. Lokasi tersebut dipilih karena
letak jembatan Harmoni berada di mulut Jl. Hayam Wuruk yang saat itu
sudah menjadi daerah perdagangan yang ramai.
Pada tahun 1999, patung ini nyaris jatuh
ke kali karena penyangganya tertabrak mobil hingga bagian kakinya
mengalami kerusakan. Akhirnya patung yang merupakan salah satu benda
cagar budaya yang dilindungi Pemprov DKI Jakarta ini diamankan oleh
Dinas Pekerjaan Umum. Kemudian pada tahun 2000 patung ini dipindahkan ke
halaman belakang Museum Sejarah Jakarta. Hal ini juga dilakukan karena
saat itu patung Hermes ini dihargai lebih dari 1 milyar rupiah di
kalangan kolektor barang antik di pasar Singapura. Tidak berlebihan
memang usaha Pemerintah untuk melindungi benda bersejarah ini karena
sebelumnya telah terjadi pencurian terhadap patung-patung bersejarah di
Jakarta. Pada tahun 1950-an, patung JP Coen yang seukuran manusia dan
punya kembaran di Hoom, Belanda, serta terletak di Lapangan Banteng,
raib tak berbekas.
Kini, patung Hermes asli yang merupakan
saksi bisu perkembangan Jakarta dari masa ke masa ini dapat dilihat di
berada di halaman belakang Museum Sejarah Jakarta, atau seringkali
disebut Gedung Fatahillah, kawasan Kota Tua. Dengan sosoknya yang
berbentuk pemuda tanpa pakaian, membawa tongkat, bertumpu pada satu
kaki, dan menunjuk langit dengan tangan kanannya, seolah ia akan segera
lepas landas untuk terbang. Patung ini merupakan salah satu objek
favorit para pengunjung untuk berfoto di sampingnya. Sementara untuk
menggantikan posisi patung Hermes di jembatan Harmoni, ditempatkanlah
replikanya yang seberat 100 kg dan dibuat oleh pematung Arsono dari
Yogyakarta. (Rike)
Sumber : http://tourismnews.co.id/category/destinations/kisah-perjalanan-sang-patung-hermes-di-jakarta
No comments:
Post a Comment