Saturday, June 21, 2025

Berpuisi Sehari-hari (Pada Dermaga)

Malam itu aku terjaga

Gelap terhampar di permukaan telaga

Tiang-tiang dermaga berdiri curiga

Aku di tikam dingin matamu yang tak terduga


Air memancarkan wajah yang tenang

Cahaya bulan memantul, sepi menjinakkan kata-kata yang bimbang

Di seberang lampu-lampu jalan dan kendaraan begitu benderang, kendati matamu lebih terang


Kita sama-sama tahu yang menggenang di jeda ini adalah sepi

Tiap kita mengenang itu berarti kita menepi

Menghitung tiap-tiap kapal yang lewat bermuatan tetapi

Sementara agar tetap hangat dari dinginnya 'kesendirian' kita membuat api dengan membakar mimpi

Lalu kamu bersikeras tersenyum, untuk janji yag tak dilengkapi


Angin datang, kembali bernama sunyi

Kita pandang; dalam gelap pohon-pohon tersembunyi

Jauh di dalam keheningan, hutan dan serangga malam bernyanyi

Dan dalam percakapan tanpa kata, kita lagu yang terus berlangsung tanpa penyanyi


Selembar daun kersen gugur, 

Menari dan menyisir keheningan kita yang berangsur 

Kemudian ia jatuh di permukaan telaga yang lentur

Menimbulkan gelombang dan memecahkan bayangan bulan yang mengabur


Tapi anehnya?

Dalam tangis yang tak berlinang,

Dalam sesak yang tak berisak,

Senyummu masih saja utuh

Berlinang, tapi tak bosan kupandang


Bekasi, 29 Mei 2025

Syarifhidate






No comments:

Post a Comment

Situs Ratu Baka atau Candi Boko (bahasa Jawa: Candhi Ratu Baka ) adalah situs purbakala yang merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan ya...