Wednesday, March 19, 2014

Puisi : Persahabatan


Persahabatan


Persahabatan adalah sebuah bangunan seperti rumah dalam keluarga
Kau akan secara perlahan membangun dengan gotong royong bersama manusia-manusia yang tuhan pilihkan untukmu
Diantara mereka adalah malaikat-malaikat yang selalu akan mendengarkan keluh kesahmu
Diantara mereka adalah bidadari-bidadari pembawa air suci, air yang akan dibasuh kewajahmu tiap kali kau terlihat kusut dan kacau dimatanya
Dan diantaranya ada iblis yang akan mendewasakanmu

Kadang
Persahabatan itu seperti agama yang berpedoman tanpa harus ada kitab suci
Ia diperuntukkan buat orang-orang kesepian yang keras kepala
Ia akan menyadarkan keegoisan pribadi seseorang yang dipilihnya untuk dileburkan di cawan anggur persembahan untuk pesta sang raja
Kemudian ia kan berubah seperti buku-buku tebal yang dimiliki ingatan masa lalu ketika ia hanya akan menemanimu dalam waktu yang tak sepanjang pemikiranmu
Dan buku-buku tebal itu sudah kau anggap kitab suci keduamu

Persahabatan adalah sebuah tempat dimana kau bisa mendongeng tentang mimpi-mimpi konyol dan mimpi-mimpi rendahanmu tentang cinta
Ia senantiasa akan menyediakan the atau kopi untuk pembicaraannya denganm
Dan sesekali ia akan mengejek dan mempermainkan mimpimu itu
Tapi itu tak lain dari gula yang ada didalam the atau kopi yang diberikannya padamu
Dan kau akan tahu itu benar-benar gula yang dapat memahat senyum dibibirmu sehingga beberapa beban telah hilang tanpa sepengetahuanm
Dia memang suka bercanda dan membual tentang sepi dan gelapnya malam
Tapi semata hanya untuk membantumu mencari makna sesungguhnya tentang keriuhan dan cahaya
Dan tanpa kau sadari dia sudah bersiap menertawakanmu ketika kau baru akan memberitahu padanya bahwa kau tahu maksudnya

Ya, persahabatan,
Dia adalah beberapa sisi yang menempati ladang hatiku
Dia menumbuhkan berbagai pohon rindang di lubang-lubang hatimu
Membuatmu bisa merasa sejuk dan selalu merasa punya tempat untuk berteduh…


Jakarta, 1 maret 2013

No comments:

Post a Comment

Roman Cinta dan Sepi II

  Chapter II Ia Muncul Lagi   Di sebuah peron yang sepi, lelaki itu, yang tak kuketahui namanya itu, duduk menatap langit tanpa kata-k...