Wednesday, May 23, 2012

Balada Pengemis Buta

Pengemis tua berbadan bungkuk
Di alunan siang ia bersenandung bawah pohon
Di kepahitan bibir trotoar melajang
Terpekur debu jalan dan asap rokok kendaraan

Topi jerami yang mulai terberai
Dihadapannya menadah murung entah untuk siapa
Membiarkan rambut putihnya telanjang melacur

Bola mata yang rapuh
Membusuk putih tanpa dunia terlihatnya
Setiap ada langkah yang lewat dan berhenti dihadapannya
Ia tak tahurupanya
Yang ia tahu hanyalah gemerecik uang
Yang dapat memancing senyum bahagianya
Ataupun suara langkah jumawa
Yang memadatkan kemurungan wajah tuanya

Sambil merapatkan jemari tangan
Jari-jari yang terkurusi usia
Tengadah tanpa ada yang dilihat
Sambil memanjatkan keikhlasan
Dari kesabaran menjalani takwil kemiskinan

Lalu seekor kupu hitam datang
Menari-nari diatas senyuman tua
Hinggap dibahu yang menikmati kelelapan tidur panjang
Daun-daun gugur yang mengubur tanpa keserakahan

Jakarta, 23 Mei 2012
Sharif Hidayatullah

No comments:

Post a Comment

Roman Cinta dan Sepi II

  Chapter II Ia Muncul Lagi   Di sebuah peron yang sepi, lelaki itu, yang tak kuketahui namanya itu, duduk menatap langit tanpa kata-k...